Pemanfaatan Daun Kelakai Sebagai Teh Penambah Darah
Abstract
Kelakai di Kalimantan Tengah memiliki sebaran yang sangat banyak dan umumnya belum banyak dimanfaatkan. Kelakai yang digunakan untuk mengobati anemia pada zaman dulu belum pernah diteliti, tetapi memberikan bukti yang nyata secara empiris (etnobotani). Dari hasil penelitian oleh Dessy Maulidya Maharani, Siti Noor Haidah, Haiyinah (2005 dalam Studi Potensi Kelakai (Stenochlaena palustris (BURM.F) BEDD), sebagai pangan fungsional menghasilkan data dan membuktikan bahwa pada daun kelakai memiliki kandungan tinggi mineral Kalsium dan Besi. Kandungan besi pada daun kelakai yaitu 291,32 mg/100 mg bahan, hal ini memungkinkan daun kelakai berkhasiat sebagai pencegah anemia atau sebagai penambah darah. Penggunaan daun kelakai sebagai bahan baku pembuatan teh, memberikan alternatif pilihan untuk mendapatkan manfaat dari kandungan daun kelakai.
Downloads
References
Maharani, D. M., S. N. Haidah, & Hainiyah.2006. Studi Potensi Kalakai (Stenochlaena palustris (Burm.F) Bedd) sebagai Pangan Fungsional. Kumpulan Makalah PIMNAS XIX. Malang.
Suhartono, E., & Adenan. (2010). Stenochlaena palustris aqueous extract reduces hepatic peroxidative stress in Marmota caligata with induced fever.Universa Medicina, 29(3), 123–128.
Sutomo(2010). KELAKAI. (on. line) http://biologitumbuhanlahanbasah .blogspot.co.id/2012/10/kelakaistenochlaena-palustris. (diakses tanggal 5April 2017)
Suwarno, M., Astawan, M., Wresdiyati, T., Widowati, S., Bintari, S., & Mursyid. (2014). Evaluasi keamanan tepung tempe dari kedelai transgenik melalui uji subkronis dengan tikus percobaan maryani suwarno, 15(3), 353–362.
Copyright (c) 2017 FKIP Universitas Palangka Raya
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Copyright Ⓒ Author