Kesulitan Siswa Memahami Konsep Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi di Kelas XI-MIPA SMA Tahun Ajaran 2022/2023 Menggunakan Tes Diagnostik Berbentuk Uraian
Abstrak
Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang unggul dan mampu membangun kemajuan bangsa. Namun, masih banyak sekolah yang tidak mampu mencapai tingkat pembelajaran yang ideal, salah satunya disebabkan oleh kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Mata pelajaran kimia sering dianggap sulit oleh siswa karena konsepnya abstrak dan kompleks. Penentuan perubahan entalpi reaksi di dalam materi termokimia menjadi salah satu sub materi yang sulit dipahami oleh siswa, sehingga menimbulkan kesulitan belajar pada siswa di tingkat SMA. Hal ini penting untuk dipahami karena pemahaman konsep kimia saling berkaitan satu sama lain, sehingga mempengaruhi pemahaman konsep berikutnya. Hal ini perlu dilakukan penelitian tentang kesulitan siswa memahami konsep penentuan perubahan entalpi reaksi. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI MIPA dari dua SMA di Kota Palangka Raya yang berjumlah sebanyak 125 siswa. Data kesulitan siswa dijaring menggunakan instrumen tes kemampuan penentuan perubahan entalpi reaksi (TKPPER) sebanyak 4 butir soal berbentuk uraian. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesulitan siswa kelas XI-MIPA SMA tahun ajaran 2022/2023 dalam memahami konsep penentuan perubahan entalpi reaksi menggunakan tes diagnostik berbentuk uraian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep penentuan perubahan entalpi reaksi, dengan persentase rata-rata kesulitan sebesar 37,44%. Dalam penelitian ini, beberapa indikator konsep yang menjadi fokus penelitian menunjukkan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Pertama, penentuan perubahan entalpi berdasarkan hukum Hess (65,67%) dengan kesulitan siswa yaitu: (a) menganggap bahwa cukup dengan menjumlahkan nilai perubahan entalpi (∆H) dari tiga reaksi yang disajikan dalam soal tanpa memperhatikan persamaan termokimia dari reaksi-reaksi tersebut, dan (b) beranggapan bahwa nilai dan tanda dari ∆H akan tetap sama meskipun persamaan termokimia dibalik atau peran reaktan dan produk diubah. Kedua, penentuan perubahan entalpi berdasarkan energi ikatan (43,90%) dengan kesulitan siswa yaitu: (a) menganggap bahwa beberapa senyawa yang terlibat dalam reaktan maupun produk adalah sebagai satu senyawa dalam reaksi kimia yang terjadi, dan (b) hanya menjumlahkan nilai energi ikatan dari masing-masing senyawa produk dan reaktan tanpa mempertimbangkan jumlah ikatan dalam masing-masing senyawa. Ketiga, penentuan perubahan entalpi berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar (20,38%) dengan kesulitan siswa yaitu: (a) beranggapan bahwa reaktan dalam suatu reaksi kimia adalah produk, begitu pula sebaliknya, dan (b) menganggap bahwa hanya perlu menjumlahkan nilai energi ikatan dari masing-masing senyawa yang terlibat tanpa memperhatikan berapa banyak senyawa yang terlibat (koefisien senyawa) dalam reaksi. Keempat, penentuan perubahan entalpi berdasarkan data hasil percobaan kalorimeter (19,82%) dengan kesulitan siswa yaitu keliru dalam menentukan nilai dari komponen rumus yang dituliskan, yaitu menentukan nilai massa air (m), kalor jenis air (c), dan perubahan suhu (∆T).
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Elyana, S., Suryatna, A., & Kurniawan, D. A. (2020). Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Hukum Hess pada Materi Termokimia di SMA. Jurnal Pendidikan Kimia Universitas Jambi, 8(1), 13-23.
Dinatha, NM, & Arimbawa, P. (2018). Pengembangan lembar kerja siswa p4 interaktif mata pelajaran ipa terpadu untuk siswa smp berbasis budaya lokal masyarakat ngada flores. Jurnal teknologi pendidikan , 2 (4), 186-191.
Handayani, D., Dwiastuti, S., & Iriani, R. (2020). Analisis Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Termokimia Berdasarkan Taksonomi Bloom pada Kelas XII SMAN 1 Purbalingga. Unnes Physics Education Journal, 9(1), 27-36.
Purtadi, S. (2006). Modifikasi Metode Setengah Reaksi untuk Menyetarakan Reaksi pada Pembelajaran Konsep Reaksi Redoks dan Elektrokimia di SMA.
Sidauruk, S. (2005). Miskonsepsi stoikiometri pada siswa SMA. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 7(2).
Suwarto. (2013). Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Widiyatmoko, A., Faturrohman, M., Prasetyo, Z. K., & Purnawan, C. (2019). Pengembangan Tes Diagnostik Konsep Perubahan Entalpi pada Siswa SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 13(1), 32-40.
Windarti, T., & Sumarno. (2018). Analisis Kesulitan Belajar Siswa pada Materi Termokimia dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivis di Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Surakarta. Journal of Innovative Science Education, 7(1), 15-21.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-sa4.footer##Copyright Ⓒ Author